A. Tujuan
Investasi dalam Efek
Efek atau dalam istilah bahasa inggris
disebut security adalah merupakan suatu surat berharga
yang bernilai serta dapat diperdagangkan .
Perusahaan dapat
menggunakan dananya untuk membeli investasi dalam bentuk efek dengan tujuan
memperoleh bunga ataupun keuntungan dari nilai jual, selain itu investasi
tersebut digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan.[1]
Selain
itu perusahaan dapat
menggunakan dananya untuk membeli efek atau unsur-unsur surat berharga.
Pembelian efek dilakukan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas atau tujuan
untuk mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam efek.[2]
Adapun efek yang dibeli
bertujuan untuk mendapatkan pendapatan dan efek tersebut akan dipertahankan
untuk jangka waktu panjang, merupakan investasi jangka panjang.
Bentuk – bentuk efek
dalam rangka investasi jangka panjang adalah:
1. Obligasi
2. Saham preferen
(saham istimewa)
3. Saham biasa[3]
B. Obligasi
Obligasi merupakan suatu jenis hutang atau
surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam, yang
berjanji membayar ke pemegangnya dengan jumlah bunga yang tetap setiap
tahunnya. Namun, ada berbagai jenis obligasi, yaitu :
1.
Surat hutang
2.
Surat hutang subordinasi
3.
Hipotek
4.
Obligasi euro
5.
Obligasi tanpa bunga dan kupon obligasi
sangat rendah
6.
Obligasi junk bond[4]
Ketika perusahaan (debitur) menerbitkan
obligasi, harga yang dimana pembeli (kreditur) bersedia membayarnya tergantung
pada: (1) nilai nominal obligasi; (2) bunga yang akan dibayar atas utang
obligasi; (3) tingkat suku bunga pasar; dan (4) lamanya umur obligasi.[5]
Tujuan utama dari analisis efek dalam penilaian obligasi
yaitu untuk mengetahui “Rate Of Return” atau “Yield” yang diharapkan dari
obligasi tersebut. Besarnya rate of return yang akan dipertahankan sampai hari
jatuh temponya dapat dihitung dengan:
Dimana :
C
= Bunga tahunan dalam rupiah
F
= Harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterbitkan
P
= Harga pasar
n
= Umur obligasi
Contoh :
Suatu obligasi memiliki nilai nominal Rp 25.000,
mempunyai harga pasar Rp. 15.000, dan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dan
membayarkan coupon sebesar 6% setiap tahunya. Berapa besar rate of return dari
obligasi tersebut jika obligasi akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya
??
Jawab :
Penentuan Nilai Obligasi
Nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga
yang sedang berlaku. Namun apabila obligasi tersebut tidak memiliki masa jatuh
tempo , maka nilai obligasinya dapat ditentukan dengan mengkapitalisasikan
bunga tahunan atas dasar tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Dimana :
R
= Bunga tahunan
I
= Discount rate
Contoh :
Obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo,
memiliki nilai nominal Rp 25.000 dan bunga setiap tahunnya Rp 5.000. Tingkat
bunga yang berlaku 5%. Berapa nilai obligasi tersebut berdasarkan kondisi pasar
pada waktu ini ?
Jawab :
C. Saham
Preferen
Saham prefern seringkali disebut surat
berharga hybrid, karena memiliki banyak karakteristik baik dari saham biasa
maupun obligasi. Saham preferen sama seperti saham biasa karena tidak memiliki
tanggal jatuh tempo deviden tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Akan
tetapi, saham preferen serupa dengan obligasi yang memberikan deviden dalam
jumlah yang tetap.
Adapun karakteristik saham preferen, yaitu
sebagai berikut:
1.
Berbagai tingkat saham preferen
2.
Klaim saham preferen terhadap aset dan penghasilan
3.
Deviden komulatif
4.
Persyaratan perlindungan (proteksi)
5.
Konvertibiltas
Ciri lainnya yaitu meliputi:
1.
Tarif saham preferen yang dapat disesuaikan
2.
Keikutsertaan/partisipasi
Besarnya Rate
of Return dari saham preferen dapat ditentukan dengan rumus :
Rate of
Return = deviden per lembar saham preferen[7]
Harga
Pasar
Persamaan untuk menetapkan nilai sebuah saham
preferen (Vps) sebagai berikut:
Contoh :
Pada tahun
2009 PT ABC mengeluarkan saham preferen dengan nilai nominal Rp 10.000 dan
membayarkan deviden tahunan Rp 600 dengan harga pasar Rp 900. Pada saat ini
perusahaan tersebut sudah berkembang dan tingkat bunga yang berlaku saat ini
6,2%. Tentukan rate of return dan nilai dari saham preferen tersebut !
Jawab :
Rate of return
= Rp 600
Rp 900
= 66, 67%
Nilai saham preferen
= Rp 600
0,062
= Rp 9.677[9]
D. Saham
Biasa
Saham biasa mewakili kepemilikan dalam
perusahaan. Pemegang obligasi dapat anggap sebagai kreditur, sementara saham
biasa adalah pemilik perusahaan. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh
tempo, tetap ada selama perusahaan ada. Juga tidak mempunyai batas terhadap
pembayaran deviden. Pembayaran deviden harus diumumkan oleh dewan direksi
perusahaan sebelum dibayarkan. [10]
Tujuan dari
analisa investasi pada saham biasa adalah mengetahui “Rate of return” dari
saham tersebut yang berasal dari deviden plus capital gains.
Rate Of
Return =
D1 + P1 – P0
P0
Contoh :
Suatu saham
biasa dibeli dengan harga Rp 10.000. pemodal mengharapkan cash deviden tahun
depan sebesar Rp 500 dan mereka juga mengharapkan bahwa pada akhir tahun
pertama seham tersebut akan dapat dijual dengan harga Rp 10.500. Tentukan rate
of return yang diharapkan dari saham tersebut ?
Jawab :
Rate of return
= Rp 500 + (Rp 10.500 – Rp 10.000)
Rp 10.000
=
10 %
Rate of return
yang diharapkan dari saham sebesar 10 % terdiri atas :
§ Unsur
pendapatan yang berasal dari deviden 5 %
§ Unsur
pendapatan dari capital gain 5%
Penentuan rate
of return tersebut lebih sulit karena :
1. Forecasting dari pendapatan
deviden dan harga saham di waktu yang akan datang merupakan hal yang sulit
2. Pendapatan dan deviden saham
biasa diharapkan meningkat setiap tahunnya dan tidak tetap konstan.
Nilai
investasi dari selembar saham biasa tergantung pada :
1. Jumlah pendapatan dalam rupiah yang
diharapkan
2. Besarnya deviden yang diterima oleh
investor
3. Ending price dari saham biasa ( harga
permulaan + capital gain atau – capital loss).
Setelah
didapat data mengenai besarnya cash deviden yang diharapkan dari suatu saham
serta daa mengenai rate of return yang diharapkan oleh pemodal dan estimasi
harga saham pada akhir tahun pertama, maka kita dapat memperkirakan harga saham
tersebut pada waktu saat ini dengan rumus :
P0 = D1
+ P1
1 + r
Contoh :
Suatu saham
akan memberikan cash deviden tahun depan sebesar Rp 600 dan diperkrakan harga
pada akhir tahun depan adalah Rp 10.500, sedangkan rate of return yang
diharapkan oleh pemodal adalah 12 %, maka harga saham pada waktu ini adalah?
Jawab
P0 = Rp
600 + Rp 10.500
1 + 0,12
= Rp 11.100
1,12
= Rp 9.910
Jika
diramalkan suaru trend pertumbuhan deviden dengan tingkat pertumbuhan, maka
menentukan harga awal saham tersebut dengan :
P0
= D1
r – g
Contoh
Berapa harga pasar suatu saham pada waktu ini yang akan memberikan deviden
pada akhir tahun pertama sebesar Rp 3.000 dan mempunyai laju pertumbuhan
deviden sebesar 6% per tahun, sedangkan tingkat pendapatan yang diinginkan
untuk saham tersebut 16% ?
Jawab :
P0 = Rp
3.000
0,16 – 0,06
= Rp 30.000
Jika
pertumbuhan deviden yang akan berlangsung secara kontinyu maka rate of return
dapat ditentukan dengan :
Contoh
Berapa rate of
return dari suatu saham yang akan memberikan deviden pada akhir tahun pertama
sebesar Rp 2.500 dan harga pasar saham tersebut pada waktu ini sebesar Rp
20.000 dan deviden tersebut mempunyai laju pertumbuhan sebesar 6 % pertahun.
Jawab :
r = Rp 2.000
+ 6%
Rp 20.000
= 18,5 %[11]
[1] http://chumyelith.blogspot.co.id/2010/06/investasi-dalam-efek.html, diakses pada Rabu, 14
Oktober 2015 Pukul 11:30
[2] http://storyoedhie.blogspot.co.id/2012/10/investasi-dalam-efek.html, diakses pada Rabu, 14
Oktober 2015 Pukul 11:25
[3] http://ualqusyaery.blogspot.co.id/2012/03/12.html, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015 Pukul 15:14
[7] http://chumyelith.blogspot.co.id/2010/06/investasi-dalam-efek.html, diakses pada Rabu, 14
Oktober 2015 Pukul 11:30
[9] http://chumyelith.blogspot.co.id/2010/06/investasi-dalam-efek.html, diakses pada Rabu, 14
Oktober 2015 Pukul 11:30
[11] http://chumyelith.blogspot.co.id/2010/06/investasi-dalam-efek.html, diakses pada Rabu, 14
Oktober 2015 Pukul 11:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar