Kamis, 19 Januari 2017

Efektifitas dan Hambatan Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua berinteraksi dengan sesame dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan  dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi. Dan pada pembahasan kali ini pemakalah akan membahas tentang “Efektivitas Komunikasi dan Hambatan Komunikasi” dengan tujuan supaya kita bisa berkomunikasi secara efektif dan mengetahui hambata-hambatan dalam  berkomunikasi.
B.     Rumusan Masalah

C.    Tujuan

BAB II
PENDAHULUAN
A.    Efektivitas Komunikasi
Komunikasi merupakan pengiriman pesan dari satu orang (komunikator) ke orang lain (komunikan) atau pertukaran pesan verbal dan non verbal antara komunikator (pengirim) dengan komunikan (penerima pesan) untuk mengubah tingkah laku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi, yaitu :
1.      Komunikator
2.      Pesan
3.      Komunikan
4.      Media/saluran
Komunikator
Pesan
Komunikan
·         Kepercayaan komunikan terhadap komunikator
·         Pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi
·         Sikap dan penampilan komunikator
·         Pengetahuan umum, dll
·         Elemen-elemen pesan (kata, kalimat, ide, dll)
·         Isi pesan (menarik, tidak sulit, dll)
·         Kesesuaian pesan  dengan kebutuhan komunikan
·         Struktur pesan (jelas, mudah dimengerti)
·         Kemampuan menafsirkan pesan
·         Ketertarikan pada pesan dan komunikator
·         Perhatian terhadap pesan, dll
Dalam berkomunikasi hendaknya kita memilih kata-kata:
1.      Gunakan istilah yang spesifik
2.      Gunakan kata-kata yang sederhana, agar dapat dipahami dengan cepat
3.      Hindari istilah-istilah teknis yang hanya dipahami oleh orang yang memiliki spesialisasi keilmuan tersebut
4.      Berhemat dalam penggunaan kata-kata
5.      Gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan  yang sama dengan kata yang berbeda
Kata-kata harus menarik dalam efektivitas komunikasi yaitu berupa :
1.      Pilih langsung yang menyentuh khalayak
2.      Gunakan kata berona yang melukiskan  sikap, perasaan, dan keadaan
3.      Gunakan bahasa yang konfigurasi yaitu bahasa yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan indah (bagaikan, seakan-akan)
4.      Gunakan kata-kata tindak (kata-kata aktif). “Saya berharap pertemuan ini dapat merumuskan gagasan-gagasan baru untuk kemajuan organisasi”.
Dalam efektivitas komunikasi hendaknya menggunakan gaya berbicara yaitu :
1.      Berbicara dengan gaya orisinil, jangan dibuat-buat
2.      Berbicara dengan sikap sederajat (tidak menggurui)
3.      Berbicara dengan nada yang tidak menjemukan/monoton
4.      Berbicara dengan tempo yang teratur, berhenti sejenak (koma), berhenti lama (titik)
5.      Berbicara dengan penekanan pada hal-hal tertentu untuk mendapatkan perhatian
6.      Berbicara dengan wajah yang cerah, amtusias/gairah/semangat
7.      Berbicara dengan seluruh kepribadian anda: wajah, tangan, dan tubuh (olah visual)[1]
Untuk berkomunikasi secara efektif maka terlebih dahulu kita harus mengetahui cara beretika yang baik dalam berkomunikasi.
Etika adalah pedoman tingkah laku dan penilaian moral. Etika komunikasi merupakan pertimbangan kebenaran atau kesalahan tindakan komunikasi tertentu. Antara etika dan komunikasi terdapat hubungan yang bersifat melekat. Selain memutuskan hal-hal yang efisisen, efektif, dan diinginkan dalam interaksi komunikasi, komunikator bisnis yang berterus terang akan memilih hal-hal apa yang dianggap etis.[2]
Meminjam kerangka Fred E. Jandt dalam buku yang berjudul “Komunikasi Efektif” dalam buku tersebut komunikasi efektif mempunyai tujuan, yaitu :
1.      Meningkatkan keterampilan verbal dan nonverbal komunikasi. Komukator efektif memiliki kemampuan untuk memilih dan menampilkan perilaku yang layak untuk berbagai keadaan.
2.      Mampu berkomunikasi efektif dalam segala bentuk situasi.
3.      Mengenali pengaruh yang ditimbulkan budaya anda sendiri atas cara pandang anda terhadap diri sendiri. Komunikator lebih efektif  memahami diri sendiri dan kurang terancam oleh orang-orang yang berlatar belakang berbeda.
4.      Memperluas pengetahuan.[3]
B.     Hambatan Komunikasi
Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Gangguan mengubah dan mencampuri penerimaan pesan. Penerimaan pesan ini mungkin berhubungan dengan fisik, psikologis, atau semantik. Gangguan fisik terdiri atas penglihatan dan suara eksternal seperti cetakan buram, warna-warna yang membingungkan, suara mesin, dsb. Gangguan psikologis terjadi karena adanya prasangka atau penyimpangan dalam pikiran pengirim dan/atau penerima. Hal ini meliputi berbagai variabel antarpersona, misalnya nilai-nilai, sikap, dan opini yang bertentangan. Gangguan semantik melibatkan kesalahpahaman arti yang dimaksud karena seringkali kosakata yang dipakai tidak memadai dan tidak lazim atau penggunaan bahasa teknik atau bahasa golongna tertentu.
Pengembangan kebiasaan komunikasi yang efektif, seperti halnya pengembangan beberapa keahlian, memerlukan suatu pemahaman baik dalam hal teori maupun praktek.[4]



[1] digilib.uinsby.ac.id/10509/5/bab%202.pdf , diakses pada jum’at, 04 maret 2016 pukul 20:04
[2] Dan B. Curtis, et al.,  Komunikasi Bisnis dan Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) hal 20-21
[3] Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) hal xviii
[4] Dan B. Curtis, et al., Komunikasi Bisnis dan Profesional…..hal 9-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar