Rabu, 25 Januari 2017

Ekonomi Politik Keynesian

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar BelakangPada dasarnya ekonomi politik merupakan gabungan dari dua pengertian yaitu ilmu ekonomi dan ilmu politik. Ilmu ekonomi merupakan suaty tindakan/ pemikiran yang mempelajari perilaku manusia dalam tentang kebijakan rmenciptakan kemakmuran, sedangkan ilmu politik merupakan suatu tindakan yang mempelajari tentang kebijakan yang dilakukan oleh penguasa demi kesejahteraan masyarakat.
Ekonomi Politik baru memperoleh bentuk pada pertengahan abad ke 18 sejak di tulisnya The Wealth of Nations oleh ekonom klasik Adam smith pada tahun 1776. Semakin tahun perkembangan ekonomi politik mengalami perkembangan dengan berbagai pandangan oleh para ekonom-ekonom lainya, tidak terkecuali Keynes. Pada pembahasan kali ini kami akan mengulas tentang ekonomi politik keynesian.B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi ekonomi politik Keynesian ?
2.      Bagaimana sirkularitas dari ekonomi politik ?
3.      Bagaimana ekonomi politik dari pasar tenaga kerja dan pasar kapital ?
4.      Apa saja implikasi politik ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi ekonomi politik Keynesian
2.      Untuk mengetahui sirkularitas dari ekonomi politik
3.      Untuk mengetahui ekonomi politik dari pasar tenaga kerja dan pasar kapital
4.      Untuk mengetahui implikasi politik
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ekonomi Politik KeynesianTeori keynesian ini berusaha mengkritik tentang konsep pasar yang meregulasi dirinya sendiri yang banyak digunakan oleh para pemikir klasik dan neoklasik sebelumnya. Dalam pandangan klasik dan neo mereka lebih beranggapan dan menempatkan pada regulasi pasar mandiri. Pada penganut mahzab Keynesian beranggapan bahwa ketiadaan regulasi pasar yang diciptakan oleh negara pasti menyebabkan terjadinya eksploitasi terhadap sumber daya produktif masyarakat tertentu. Berpijak pada hal inilah maka keynesian berpandangan bahwa dalam derajat tertentu menghendaki adanya peran negara dalam aktifitas ekonomi.[1]Namun dalam pandangan keynesian ini peran negara dalam mencampuri aktifitas ekonomi dibatasi dalam hal ketika mekanisme pasar mengalami kegagalan dalam. Oleh karena itu selama mekanisme pasar masih normal peran negara dalam mencampuri aktifitas ekonomi tidak diperbolehkan. Bagi keynes, dalam mekanisme pasar diyakini akan terjadi kegagalan pembelian. Dengan membiarkan terus aktifitas produksi secara bebas akan menciptakan penawaran produk yang berlimpah, sehingga terjadi akumulasi penawaran[2]. Pada sisi lain, dengan terus mendorong aktifitas produksi mengakibatkan daya beli masyarakat tidak kunjung meningkat. Namun dalam hal ini keynes sangat berbeda pandangan dengan Adam Smith dimana Adam Smith sangat anti dengan campur tangan pemerintah[3].Dalam pandangan ini, kontribusi yang paling penting dari keynes bagi ekonomi politik adalah pembuktian yang ia buat bahwa mekanisme penyesuaian diri dalam perekonomian pasar (regulasi yang dilakukan pasar terhadap dirinya sendiri) memiliki beberapa keterbatasan. Dengan kata lain, perekonomian pasar pada dasarnya tidak mampu memanfaatkan keseluruhan potensi produksi yang ada dalam masyarakat. Seringkali pasar kurang berhasil dalam mempertemukan antara pemasok dengan pembeli[4].Model yang dibuat keynes untuk menjelaskan fenomena pengangguran menunjukan bahwa mekanisme koreksi diri dalam pasar ternyata bisa tidak berfungsi. Perubahan terhadap penilaian kolektif mengenai kemampuan pasar untuk mengatur dirinya sendiri menghasilkan beberapa masalah penting dalam agenda politik.Salah satu agenda yang terpenting adalah peran dalam pemerintah untuk menjamin nafkah warga masyarakat dan menjamin adanya investasi dalam masyarakat. Kritik keynesian menunjukan bagaimana pengorganisasian pasar tenaga kerja dan pasar kapital menimbulkan persaingan dalam pasar-pasar itu.Dengan demikian, keynesian berpandangan bahwa fungsi negara diperlukan untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi akibat rendahnya agregat permintaan (under consumtion) bagi keynes, jika negara dibiarkan “diam” maka selamanya resesi secara periodik akan muncul, karena persoalan rendahnya agregat permintaan tersebut bersifat sistematis. Pemikiran ini dengan terang memberikan ilustrasi, bahwa negara dalam moment-moment tertentu harus bertindak untuk mengatasi kegagalan pasar[5].Tujuan dari tindakan ini untuk memulihkan kembali aktifitas ekonomi, sehingga tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyat dapat terus berlangsung, yang dalam keadaan normal sebenarnya sudah terbiasa dijalankan oleh pasar.Intervensi pemerintah lebih banyak dipakai untuk stabilisasi ekonomi dengan berkutat pada area berikut, yakni memanipulasi permintaan agregat, memperkuat sektor keuangan, dan stabilisasi harga.Sebagian besar hal itu dilakukan dengan memanfaatkan kebijakan fiskal pemerintah.B.     Sirkularitas Proses Ekonomi
Dalam teori keynesian juga membahas tentang sirkularitas dari proses ekonomi. Dimana dalam teori sirkularitas membahas tentang alur siklus produksi. Dalam aliran keynesian juga membahas tentang alur sirkular tenaga kerja, dimana uang dalam alur sirkular ini memainkan peran peran penting terutama ketika kita hendak menelaah apakah proses ini berjalan stabil atau tidak stabil, sehingga perlu menekankan bahwa semua pergerakan atau aliran dalam proses ini selalu melibatkan uang.Dalam kenyataannya pasar yang justru sistem regulasinya diatur oleh pemerintah malah tidak bisa menstabilkan kondisi pasar yang ada, padahal seharusnya kalau kita merujuk pada pandangan keynesian, tentu mampu meredakan gejolak-gejolak yang ada dalam mekanisme pasar itu sendiri. Malah sekarang kondisi pasar yang ada di indonesia masih menunjukan praktek-praktek kapitalis. Karena melihat kenyataan-kenyataan yang ada, setiap peraturan yang dikeluarkan malah hanya untuk kekuatan pemodal dan bukan untuk mengatasi persoalan pasar. Nicholson (1992:177), mengemukakan prinsipnya mengenai kesejahteraan sosial; yaitu keadaan kesejahteraan sosial maksimum tercapai bila tidak ada seorangpun yang dirugikan.Dikaitkan dengan masalah pasar pengangguran, justru masih merupakan sebuah problem tersendiri bagi pemerintah Indonesia sekarang karena masalah pengangguran ini erat kaitannya dengan pasar tenaga kerja. Hal ini masih merupakan penyesuaian dengan keterbatasan yang membatasi dirinya. Pasar merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran yang akhirnya menghasilkan harga. Dan karena tenaga kerja termasuk dalam komoditas pasar faktor produksi, maka tenaga kerja juga mempunyai harga dalam perdagangannya. Masih menurut cara berpikir aliran neoklasik, kegiatan perekonomian digerakan oleh dua sumbu: investasi dan tabungan. Dalam pandangan ini pertumbuhan ekonomi hanya mungkin terjadi bila ada investasi, karena dengan investasi akan diraih dua hal sekaligus yaitu :1.      Investasi akan menciptakan permintaan tenaga kerja dan dengan begitu akan menimbulkan kekuatan daya beli akibat tingkat pendapatan yang diterima oleh pekerja.2.      Investasi akan menghasilkan barang/jasa yang dilemparkan ke pasar dan ini menjadi dasar dari pendapatan ekonomi nasional[6].
Ada tiga peran yang dapat dilakukan negara untuk mengatasi masalah eksternalitas antara lain :1.      Pembagian otoritas dan tanggung jawab antara pemerintah lokal, pemerintah pusat/negara, dan badan-badan pemerintah (misalnya pengawasan polusi udara) yang bisa menghambat terjadinya penyimpangan seetiap program.
2.      Keengganan umum untuk menggunakan kekuatan pasar untuk menyelesaikan masalah eksternalitas, seperti pajak bagi penghasil polutan.
3.      Ketidak mauan untuk mempetimbangkan tingkat ‘optimal’ dari kerusakan lingkungan (environmental disruption) menyebabkan eksternalitas hanya bisa diatasi melalui pengeluaran sumberdaya masyarakat (society’s resources).
Jadi dengan tiga peran itulah negara bisa datang untuk menuntaskan masalah eksternalisasi.Berpijak pada pandangan inilah, maka pendekatan Ekonomi Politik Keynesian dalam derajat tertentu menghendaki adanya peran negara dalam aktivitas ekonomi. Mahzab Keynesian menghendaki adanya peran negara dalam perekonomian hanya ketika mekanisme pasar mengalami kegagalan. Oleh karena itu, sepanjang mekanisme pasar tidak mengalami kegagalan, negara tidak diizinkan untuk mengintervensi pasar.Lebih lanjut, fokus utama Ekonomi Politik Keynesian adalah terciptanya fokus utama stabilitas proses produksi dan pertumbuhan yang dilakukan oleh kelompok pemodal. Dengan aktivitas ini, dipastikan kegiatan produksi sekaligus transaksi perdagangan yang dipelopori dengan aktor utama pemilik modal akan dapat mendonasikan pendapatan yang besar bagi negara. Internasionalisasi persaingan ekonomi merupakan kepercayaan lain yang tidak kalah spektakuler. Kaum klasik/neoklasik berpandangan sangat logis bahwa pemagaran persaingan ekonomi antarnegara berarti melindungi praktik inefisiensi ekonomi yang digeliti oleh warga/firma suatu negara.Pendekatan Keynesian mengajukan sebuah kritik terhadap konsep pasar yang meregulasi dirinya sendiri yang banyak digunakan oleh pemikir klasik dan neoklasik sebelumnya. Kritik dari pendekatan Keynesian ini mempertanyakan pandangan bahwa system pasar yang tidak diregulasi akan dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi produksi yang ada dalam sebuah masyarakat. Inti dari argument tentang pasar yang meregulasi dirinya sendiri adalah bahwa system pasar akan mempertemukan  orang yang memiliki permintaan dengan orang yang memiliki pasokan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dari semua orang akan terpenuhi sedapat mungkin. Argumen neoklasik ini merujuk pada harga dan permintaan. Harga dari barang akan naik atau turun sedemikian rupa sehingga semua kebutuhan pasar akan terpenuhi yaitu semua yang dibawa produsen ke pasar akan selalu mendapatkan pembeli. Mekanisme harga ini akan menjamin bahwa permintaan akan selalu ada dan sekaligus membuat investasi capital diarahkan pada bagian-bagian yang memerlukan lebih banyak investasi, dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan investasi ini akan ditandai dengan adanya profitabilitas yang lebih besar. Menurut argument neoklasik ini, memang bisa jadi seorang produsen tertentu akan gagal untuk menjual semua yang mereka produksi atau bisa mereka produksi, karena apa yang mereka jual tidak diinginkan oleh mereka yang memiliki daya beli yang cukup untuk membelinya.[7]Kritik dari pendekatan Keynesian mengatakan bahwa kegagalan untuk menemukan pembeli bisa jadi merupakan kesalahan sistemik yang ada tidak ada hubunganya dengan ketidakcocokan antara apa yang diproduksi dengan apa yang diperlukan, melainkan bisa disebabkan karena kegagalan dari mekanisme pasar itu sendiri untuk menarik pembeli-pembeli yang memiliki daya beli yang cukup. Dengan kata lain, pasar gagal untuk mempertemukan permintaan dengan pasokan, sehingga tidak berhasil memanfaatkan keseluruhan kapasitas produksi yang tersedia dalam masyarakat.Kritik dari pendekatan Keynesian berusaha untuk mempertimbangkan kembali hubungan antara politik dengan pasar. Namun sejauh ini, banyak ekonom dari aliran Keynesian menyimpulkan bahwa kegagalan dalam permintaan agregat (kegagalan dari pasar untuk menarik konsumen-konsumen dalam jumlah sesuai dengan pasokan yang ada dalam pasar) tidak harus diperlukan sebagai sebuah masalah politik. Para ekonom Keynesian mengajukan argument bahwa stabilitasdan kecukupan dari fungsi pasar bisa didapatkan dengan menggunakan mekanisme-mekanisme otomatis, yaitu dengan menggunakan sarana administrativ dan bukan dengan cara politik.Pendekatan Keynesian memfokuskan pada ketidakstabilan proses reproduksi dan pertumbuhan dalam perekonomian kapitalis. Karena adanya beberapa faktor seperti yang akan dipaparkan nanti dalam bagian ini, perekonomian kapitalis mengandung proses-proses yang membuat reproduksi di dalamnya menjadi tidak stabil sehingga tidak dapat diperkirakan secara pasti perkembangannya. Proses-proses yang menimbulkan ketidakstabilan ini membuat kita menjadi ragu tentang sejauh mana pasar yang meregulasi dirinya sendiri dapat dijadikan institusi bagi masyarakat untuk mengorganisir produksi dan distribusi barang.[8]Kebijakan ekonomi dan kerja penuh. Solusi yang ditawarkan oleh Keynes untuk persoalan pengganguran karena itu berpusat pada tingkat aggregate demand. Tingkat aggregate demand menentukan tingkat output yang terkait dengan tingkat kesempatan kerja. Jika ekonomi di bawah kesempatan kerja penuh, maka tingkat aggregate demand bisa ditingkatkan sampai ke sebuah titik yang melalui mekanisme multiplier, ekonomi tersebut mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.Tingkat aggregate demand mempunyai komponen berbeda, dalam sebuah ekonomi tertutup komponen adalah konsumsi, investasi dan belanja Negara : AD=C+I+G. Karena itu mengontrol AD melalui control dari kompomen-komponen itu.Karena dalam framework Keynesian permintaaan adalah mesin dari ekonomi (sementara dalam framework liberal ini adalah penawaran – ingat hukum Say: penawaran menciptakan permintaanya sendiri), maka baik kebijakan fiskal maupun moneter menjadi alat untuk usaha mengontrol komponen tingkat aggregate demand yang karennya akan mempengaruhi output kesempatan kerja.Gambar di bawah ini menyajikan bagan sederhana dari proses sirkular. Bagan ini mengabaikan beberapa hal seperti sector pemerintah (pajak, pengeluaran pemerintah, pembayaran antar badan pemerintah, dan hutang pemerintah) serta mengabaikan kemungkinan terjadinya perdagangan internasional. Tanpa adanya pemerintah, maka pendapatan individu akan sepenuhnya tergantung  pada jumlah dan jenis property/kekayaan yang mereka miliki. Properti yang berbentuk tenaga kerja dapat dijual kepada perusahaan dengan imbalan berupa upah. Pertukaran antara tenaga kerja dengan upah atau gaji adalah sumber utama dari pendapatan individu atau konsumen. Properti yang berbentuk kapital juga bisa menghasilkan pendapatan dalam  bentuk bunga, deviden, dan keuntungan kapital (capital gain, kenaikan kekayaan dalam bentuk naiknya harga saham.
            
Dalam aliran sirkular seperti  yang digambarkan di atas, pergerakan yang digambarkan dengan garis panah biasanya membentuk sirkuit tertutup. Garis-garis panah biasa ini menghubungkan  aspek-aspek yang murni bersifat sirkular. Selanjutnya pergerakan digambarkan dengan garis putus-putus adalah bersifat terbuka dalam artian bahwa aliran yang digambarkan  dengan garis putus-putus ini merupakan pergerakan keluar dari sirkuit (yaitu misalnya ke dalam bentuk tabungan) atau memasuki sirkuit utama itu dari luar. Pembedaan antara sirkuit tertutup  dengan sirkuit terbuka ini sangat penting.[9]Secara ringkasnya, sirkularitas terjadi karena adanya tiga ciri berikut dari perekonomian pasar, yaitu:1.      Adanya hubungan antara pendapatan dengan penyerapan tenaga kerja
2.      Pendapatan akan mendorong individu untuk melakukan pengeluaran
3.      Permintaan akan mendorong perusahaan untuk melakukan prodduksi dan investasi[10]C.    Ekonomi Politik dari Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Kapital
Ciri khas dari pendekatan Keynesian yang membedakannya dari pendekatan neoklasik terlihat pada pandangan investasi yang lebih dipengaruhi oleh perkiraan akan permintaan dimasa depan dari pada biaya produksi yang sudah terjadi. Pandangan ini memiliki implikasi penting bagi argume Keynesian tentang instabilitas dari pasar yang meregulasi dirinya sendiri. Dalam bagian ini membahas implikasi-implikasi yang lebih jauh yaitu berkaitan tentang kontrak upah dan yang kedua berkaitan dengan kegiatan menabung. Pasar  tenaga kerja merupakan inti permasalahan dari instabilitas ekonomi politik. Ada dua alasan mengapa pasar tenaga kerja menjadi hal yang paling mendominasi ekonomi politik. Yang pertama, pasar tenaga kerja adalah mekanisme yang digunakan sebagian besar individu dalam perekonomian kapitalis untuk mendapatkan nafkah bagi kehidupan mereka. Yang kedua, kontrak upah menghubungkan antara permintaan produk dengan upah dan penyerapan tenaga kerja.
Kesuksesan dari perekonomian kapitalis ditentukan pada tingkat kemampuan untuk memberikan nafkah bagi individu-individu dalam masyarakat lewat beberapa kontrak yang dibuat secara sukarela. Dari sudut pandang pekerja ini mengharuskan bahwa permintaan terhadap tenaga kerja memiliki jumlah yang memadai sehingga bisa memberikan pekerjaaan dengan upah yang memadai bagi para pekerja untuk memberi barang-barang konsumsi yang ia perlu an sesuai dengan harga pasar. Hambatan pertama yang di hadapi pekerja di dalam upaya mereka meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja mereka harus menurunkan tingkat upah. Sedangkan pada dasarnya mereka sendiri tidak dapat mengendalikan level upah yang mereka terima. Ketidakmampuan pekerja untuk mengendalikan level upah ini terjadi karena level upah iytu dikendalikan lewat proses twar menawar dan tidak bergantung pada hubungan antar upah dengan harga produk. Jika perusahaan memandang upah yang dibayarkan kepada pekerja sebagai biaya produksi, maka perubahan pada biaya upah bisa menimbulkan perubahan pada harga produk. Selanjutnya kalau pekerja berusaha menaikkan lapngan kerja dengan menurunkan nilai uang dari upah (money wages) maka yang akan terjadi adalah penurunan level harga barang, tapi lapangan keja yang tersedia tetap tidak mengalami peningkatan.[11]Pembahasan selanjutnya yaitu berkaitan dengan masalah kegiatan menabung dan terutama membahas keyakinan bahwa pertumbuhan kapital tergantung pada kekuatan dari motivasi untuk menabung dimana pertumbuhan dari tabungan tergantung pada berapa besarnya tabungan yang dilakukan oleh kalangan kaya yang memiliki banyak dana untuk di sisihkan. Tabungan ini secara otomatis digunakan untuk menghasilkan kapital baru. Dengan demikian kesenjangan kekayaan menjadi sangat penting bagi kemajuan ekonomi.[12] Para ekonom klasik memandang bahwa tabungan memiliki hubungan dengan investasi, pada dasarnya yang di anggap bahwa kelas yang akan meabung yaitu kelas yang mempunyai watak hemat dan suka berinvestasi. Sementara pada pendekatan neoklasik mengembangkan teori tabungan sedemikian rupa sehingga perbedaan kelas tidak lagi berperan di dalam teorinya, namun menggunakan mekanisme yang berbeda di mana hubungan antara besarnya tabungan dengan investasi di tentukan oleh suku bunga. Di sini suku bunga di pandang sebagai faktor penentu dari permintaan terhadap kapital baru yaitu jumlah dana yang diinvestasikan, sehingga dapat dibuat sebuah mekanisme di mana besarnya investasi akan di tentukan oleh ketersediaan dana tabungan. Dengan kata lain, kalau persediaan dana menjadi lebih besar jika keadaan lain tidak berubah, maka suku bunga akan turun karena pasokan dana yang lebih besar membuat harga untuk mendapatkan dana itu lebih murah. Selanjutnya ketika suku bunga turun maka biaya investasi akan lebih murah  dan orang akan lebih tertarik untuk melakukan investasi.
D.    Beberapa Implikasi Politik
Pendekatan dalam intervensi makroekonomi menggunakan penafsiran secara teknis terhadap kebijakan negara dalam kaitannya dengan perekonomian. Ketika diasumsikan bahwa stabilisasi memang perlu dilakukan  terhadap perekonomian swasta, beberapa ekonom memandang bahwa metode-metode stabilisasi adalah sekadar “alat”, dimana proses pokok dan penilaian politik tidak perlu ikut campur. Artinya, tindakan stabilisasi dipandang sebagai sebuah masalah teknis belaka yang sebaiknya dijalankan olej mereka yang memiliki penegtahuan dalam melakukannya, sama seperti ketika mobil kita rusak, maka yang terbaik adalah membawa mobil itu kepada tukang bengkel yang handal. Menurut pandangan ini, semakin rendah kadar politik dari tindakan stabilisasi, maka hasilnya akan semakin baik.Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh pendekatan Keynesian adalah keterbatasannya pada pemahaman terhadap negara. Jika negara dipandang sebagai manager ekonomi yang kompeten, maka kita tidak perlu menggunakan konteks politik  untuk memahami apa yang dilakukan negara, karena manajemen ekonomi dapat tetap dipandang sebagai kegiatan ekonomi biarpun pelaksanaannya adalah sebuah lembaga politik. Namun, jika pengelolaan ekonomi itu sudah  mulai melibatkan proses politik dan jika intervensi negara tergantung pada politik juga, maka kita tidak dapat lagi memandang negara sebagai sekadar manager ekonomi yang kompeten, karena aspek politik sudah tidak dapat dihindari lagi di dalam kegiatan stabilisasi terhadap perekonomian.Literatur dari sebuah teori siklus bisnis politik menekankan sebuah dimensi politik yang penting dalam pengelolaan terhadap permintaan. Kondisi ekonomi dalam sebuah masyarakat membawa dampak besar terhadap hasil-hasil dari proses pemilu. Ketika para pejabat dianggap bertanggung jawab  atas kondisi perekonomian negara, maka kemungkinan apakah mereka terpilih lagi akan ditentukan  oleh apakah perekonomian  sedang mengalami proses resensi yang membuat mereka disalahkan ataukah perekonomian sedang mengalami lonjakan naik sehingga mereka dipuji. Jika kalangan pemilih memilki ingatan yang pendek, maka pejabat dpaat memperbesar kemungkinan mereka untuk terpilih lagi dengan cara mengelola siklus ekonomi sedemikian rupa  sehingga bisa memastikan bahwa fase tertentu dari siklus itu terjadi pada masa-masa tak lama sebelum pemilu dilaksanakan. Di sini, pertimbangan-pertimbangan ekonomi akan  menjadi lebih besar  bobotnya daripada pertimbangan ekonomi dan instabilisasi ekonomi yang terjadi dalam masyarakat bukannya mendorong pejabat-pejabat untuk mengelolanya dengan komponen melainkan akan menghasilkan  apa yang disebut sebagai siklus bisnis politik tadi.

[1] Ahmad Erani Yustia, Industrialisasi Pinggiran, (Indonesia:Pustaka Pelajar,2000) Hlm. 31[2] Corporasa and Levine, Theories of Political Economy¸(Yew York:Cambridge university press, 1993) Hlm. 237[3] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers,2010) Hlm. 31[4] Corporasa and Levine, Theories of Political Economy¸…………………….. Hlm. 237[5] Ahmad Erani Yustia, Industrialisasi Pinggiran………………………… Hlm 37[6] Ahmad Erani Yustia, Industrialisasi Pinggiran………………………… Hlm. 224[7]James A.Caporaso, David P.L, Teori – Teori Ekonomi Politik (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2015) hlm 238
[8]Ibid, hlm 239
[9] Ibid, hal 246-248
[10] Ibid, hal 251
[11]Ibid, hlm 273-274[12]Ibid, hlm 281-282

Tidak ada komentar:

Posting Komentar