Kamis, 19 Januari 2017

Madzhab Neo Klasik

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada pembahasan ini diungkapkan bahwa tulisan-tulisan dan pemikiran ekonomi mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik jumlah maupun mutu pada masa Mekantilis dan fisiokrat. Smith dalam hal ini banyak berutang budi pada pemikir-pemikir dan penulis  dari masa Mekantilis dan Fisiokrat tersebut. Para pakar umumnya  percaya bahwa belum ada pemikir-pemikir ekonomi ynag mampu mengintegrasikan begitu banyak topik menjadi satu volume yang mencakup pandangan menyeluruh. Pandangan menyeluruh itu berupa faktor-faktor yang menentukan  kemakmuran bangsa-bangsa dan sekaligus  memberikan rekomendasi kebijaksanaan yang ditempuh untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas Perkembangan Pemikiran Ekonomi dengan Tema “Teori Klasik Adam Smith”. Semoga dengan adanya tema tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hakikat manusia serakah menurut Adam Smith ?
2.      Bagaimana mekanisme pasar bebas ?
3.      Bagaimana teori nilai menurut Adam Smith ?
4.      Bagaimana teori pembagian kerja ?
5.      Bagaimana teori akumulasi kapital ?
6.      Bagaimana
7.      Bagaimana
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui hakikat manusia serakah
2.      Untuk mengetahui mekanisme pasar bebas
3.      Untuk mengetahui teori nilai
4.      Untuk memahami teori pembagian kerja
5.      Untuk mengetahui teori akumulasi kapital


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Manusia Serakah
Kenyataan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah sudah dikenal oleh pemikir-pemikir masa Yunani Kuno, terutama oleh Plato. Pemikiran yang dilontarkan oleh Bernard de Mandeville (1670-1733) dalam bukunya yang telah menjadi klasik: The Fable of the  Best tahun 1714. Mandeville  menganggap sifat rakus manusia yang selalu mementingkan diri sendiri ini akan memberikan dampak sosial ekonomi negatif bagi masyarakat. Sebaliknya Smith, tidak anti dengan sifat egoistis manusia, malahan menganggap sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan.
Menurut Smith lebih lanjut, tindak tanduk manusia pada umumnya didasarkan pada kepentingan diri sendiri, bukan belas kasihan dan juga bukan perikemanusiaan. Walaupun kepentingan diri sendiri kurang begitu mulia, bukan berarti kita harus menolak berbisnis dengan orang lain. Hal ini hanya akan menghancurkan diri sendiri.[1]
B.     Mekanisme Pasar Bebas
Smith sangat mendukung motto laissez faire laissez passer yang menghendaki campurtangan pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Paham ini, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, berawal dari pendapat Francis Quesnay (dari aliran fisiokrat). Mempertegas apa yang pernah disampaikan oleh kaum fisiokrat tersebut, Smith menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin tidak terlalu banyak campurtangan mengatur perekonomian.
Secara singkat, apa yang dikatakan oleh Smith di atas ialah: walaupun tiap orang mengerjakan sesuatu didasarkan kepada kepentingan pribadi, tetapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan masyarakat. Dampak aktifitas setiap individu dalam mengejar kepentingan masing-masing terhadap kemajuan masyarakat, justru lebih baik  dibanding dengan tiap orang berusaha memajukan masyarakat.
Pandangan-pandangan Smith  kemudian telah menandai suatu perubahan yang sangat revolusioner dalam pemikiran ekonomi. Di masa sebelumnya, yaitu masa Mekantilis, negara ditempatkan di atas individu. Sebaliknya, menurut ajaran klasik dan fisiokrat ini kepentingan individulah yang mesti diutamakan. Bahkan, tugas negaralah untuk menjamin terciptanya kondisi bagi setiap orang untuk bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing. Bagi penyokong pasar bebas, tidak ada jasa yang bisa diperbuat oleh seorang umat manusia, kecuali yang dapat membuat dirinya lebih maju.[2]
C.    Teori Nilai
Menurut Smith, barang mempunyai dua nilai. Pertama nilai guna (value in use), kedua nilai tukar (value exchange). Nilai tukar atau harga sutau barang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
Bagi Smith nilai tukar dapat diartikan dengna kemampuan sesuatu barang untuk memperoleh barang lain. Hal ini berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga barang itu sendiri. Dalam penjelasan Smith hanya  terfokus pada utilitas rata-rata. Dalam penjelasannya Smith hanya berfokus pada utilitas total saja.[3]
D.    Teori Pembagian kerja
Dalam tulisan-tulisannya, Smith cukup banyak memberikan perhatian pada produktifitas tenaga kerja. Dari hasil penggamatannya yang cukup mendalam, Smith mengmabil kesimpulan bahwa produktivitas  tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja. Pembagian kerja akan mendorong  spesialisasi, orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Adanya spesialisasi berati setiap orang tidak  perlu menghasilkan  setiap barang yang dibutuhkan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis barang saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan (diperdagangkan) di pasar. Menurut Smith, pembagian tugas tadi telah menyebabkan setiap orang ahli dibidangnya (tersspesialisasi). Dengan demikian, produktivitas meningkat, sehingga hasil produksi secara total juga akan meningkat.[4]
E.     Teori Akumulasi Kapital
Smith menjelaskan cara terbaik untuk itu ialah dengan melakukan investasi, yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih, maka produktivitas  labor akan semakin meningkat. Peningkatan produktivitas labor akan semakin meningkat. Peningkatan produktivitas  labor ini berarti peningkatan perusahaan. Jika semua perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional, yang juga berarti kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.
Smith menganggap pentingnya arti akumulais kapital bagi pembangunaan ekonomi. Maka, sistem ekonomi yang dianut sesuai dengan pemikiran Smith selain disebut sistem liberal (karena memberikan keleluasaan yang besar bagi tiap individu unutk bertindak dalam ekonomi), juga sering disebut sistem ekonomi kapitalisme (karena sangat menekankan arti akumulasi kapital dalampembangunan ekonomi).[5]



                [1] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, () hal 30-32
                [2] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi.... hal 32-34
                [3] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi... hal 34-36
                [4] Ibid, hal 36-37
                [5] Ibid, hal 37

1 komentar: