BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada pembahasan ini diungkapkan bahwa tulisan-tulisan dan
pemikiran ekonomi mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik jumlah maupun mutu
pada masa Mekantilis dan fisiokrat. Smith dalam hal ini banyak berutang budi
pada pemikir-pemikir dan penulis dari
masa Mekantilis dan Fisiokrat tersebut. Para pakar umumnya percaya bahwa belum ada pemikir-pemikir
ekonomi ynag mampu mengintegrasikan begitu banyak topik menjadi satu volume
yang mencakup pandangan menyeluruh. Pandangan menyeluruh itu berupa
faktor-faktor yang menentukan kemakmuran
bangsa-bangsa dan sekaligus memberikan
rekomendasi kebijaksanaan yang ditempuh untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas
Perkembangan Pemikiran Ekonomi dengan Tema “Teori
Klasik Adam Smith”. Semoga dengan
adanya tema tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
hakikat manusia serakah menurut Adam Smith ?
2. Bagaimana
mekanisme pasar bebas ?
3. Bagaimana
teori nilai menurut Adam Smith ?
4. Bagaimana
teori pembagian kerja ?
5. Bagaimana
teori akumulasi kapital
?
6. Bagaimana
7. Bagaimana
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui hakikat manusia serakah
2. Untuk
mengetahui mekanisme pasar bebas
3. Untuk
mengetahui teori nilai
4. Untuk
memahami teori pembagian
kerja
5. Untuk mengetahui
teori akumulasi kapital
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Manusia Serakah
Kenyataan
bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah sudah dikenal oleh
pemikir-pemikir masa Yunani Kuno,
terutama oleh Plato. Pemikiran yang dilontarkan oleh Bernard de Mandeville
(1670-1733) dalam bukunya yang telah menjadi klasik: The Fable of the Best tahun 1714. Mandeville menganggap sifat rakus manusia yang selalu
mementingkan diri sendiri ini akan memberikan dampak sosial ekonomi negatif
bagi masyarakat. Sebaliknya Smith, tidak anti dengan sifat egoistis manusia,
malahan menganggap sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
secara keseluruhan.
Menurut Smith lebih lanjut, tindak tanduk manusia pada
umumnya didasarkan pada kepentingan diri sendiri, bukan belas kasihan dan juga
bukan perikemanusiaan. Walaupun kepentingan diri sendiri kurang begitu mulia,
bukan berarti kita harus menolak berbisnis dengan orang lain. Hal ini hanya
akan menghancurkan diri sendiri.[1]
B.
Mekanisme
Pasar Bebas
Smith sangat
mendukung motto laissez faire laissez passer yang menghendaki campurtangan
pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Paham ini, sebagaimana sudah
dijelaskan sebelumnya, berawal dari pendapat Francis Quesnay (dari aliran
fisiokrat). Mempertegas apa yang pernah disampaikan oleh kaum fisiokrat
tersebut, Smith menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin tidak terlalu
banyak campurtangan mengatur perekonomian.
Secara singkat, apa
yang dikatakan oleh Smith di atas ialah: walaupun tiap orang mengerjakan
sesuatu didasarkan kepada kepentingan pribadi, tetapi hasilnya bisa selaras
dengan tujuan masyarakat. Dampak aktifitas setiap individu dalam mengejar
kepentingan masing-masing terhadap kemajuan masyarakat, justru lebih baik dibanding dengan tiap orang berusaha
memajukan masyarakat.
Pandangan-pandangan
Smith kemudian telah menandai suatu
perubahan yang sangat revolusioner dalam pemikiran ekonomi. Di masa sebelumnya,
yaitu masa Mekantilis, negara ditempatkan di atas individu. Sebaliknya, menurut
ajaran klasik dan fisiokrat ini kepentingan individulah yang mesti diutamakan.
Bahkan, tugas negaralah untuk menjamin terciptanya kondisi bagi setiap orang
untuk bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing.
Bagi penyokong pasar bebas, tidak ada jasa yang bisa diperbuat oleh seorang
umat manusia, kecuali yang dapat membuat dirinya lebih maju.[2]
C.
Teori
Nilai
Menurut Smith,
barang mempunyai dua nilai. Pertama nilai guna (value in use), kedua nilai
tukar (value exchange). Nilai tukar atau harga sutau barang ditentukan oleh
jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
Bagi Smith nilai
tukar dapat diartikan dengna kemampuan sesuatu barang untuk memperoleh barang
lain. Hal ini berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga barang itu
sendiri. Dalam penjelasan Smith hanya
terfokus pada utilitas rata-rata. Dalam penjelasannya Smith hanya
berfokus pada utilitas total saja.[3]
D.
Teori
Pembagian kerja
Dalam
tulisan-tulisannya, Smith cukup banyak memberikan perhatian pada produktifitas
tenaga kerja. Dari hasil penggamatannya yang cukup mendalam, Smith mengmabil
kesimpulan bahwa produktivitas tenaga
kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja. Pembagian kerja akan
mendorong spesialisasi, orang akan
memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan
masing-masing.
Adanya spesialisasi
berati setiap orang tidak perlu
menghasilkan setiap barang yang
dibutuhkan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis
barang saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan
(diperdagangkan) di pasar. Menurut Smith, pembagian tugas tadi telah
menyebabkan setiap orang ahli dibidangnya (tersspesialisasi). Dengan demikian,
produktivitas meningkat, sehingga hasil produksi secara total juga akan
meningkat.[4]
E.
Teori
Akumulasi Kapital
Smith menjelaskan
cara terbaik untuk itu ialah dengan melakukan investasi, yaitu membeli
mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih,
maka produktivitas labor akan semakin
meningkat. Peningkatan produktivitas labor akan semakin meningkat. Peningkatan
produktivitas labor ini berarti
peningkatan perusahaan. Jika semua perusahaan melakukan hal yang sama, output
nasional, yang juga berarti kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.
Smith menganggap
pentingnya arti akumulais kapital bagi pembangunaan ekonomi. Maka, sistem
ekonomi yang dianut sesuai dengan pemikiran Smith selain disebut sistem liberal
(karena memberikan keleluasaan yang besar bagi tiap individu unutk bertindak
dalam ekonomi), juga sering disebut sistem ekonomi kapitalisme (karena sangat
menekankan arti akumulasi kapital dalampembangunan ekonomi).[5]
bm779 louis vuitton outlet nm667
BalasHapus